Jangakaun Jakarta Utara — Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Perum Bulog memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman dan terkendali. Pemerintah menjamin pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode akhir tahun yang biasanya mengalami lonjakan permintaan.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa hingga akhir Oktober 2025, total stok beras yang dikuasai Bulog mencapai lebih dari 1,2 juta ton, tersebar di berbagai gudang dan titik distribusi strategis di seluruh provinsi.
“Dari hasil pemantauan kami, posisi stok nasional saat ini sangat aman. Kami siap menghadapi peningkatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujar Bayu dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Distribusi Diperkuat ke Wilayah Timur
Bayu menuturkan, Bulog telah memperkuat jalur distribusi beras, terutama ke wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua, yang kerap mengalami kendala logistik pada musim penghujan.
“Distribusi kami lakukan lebih awal dengan menggandeng pemerintah daerah dan mitra transportasi agar stok di gudang wilayah timur tetap aman hingga awal 2026,” katanya.
Selain itu, Bulog juga mengintensifkan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan kelancaran pengiriman melalui jalur laut dan udara, terutama menghadapi potensi gangguan cuaca ekstrem pada Desember.
Penyaluran Beras SPHP dan Cadangan Pemerintah
Bulog juga terus menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke berbagai pasar tradisional dan ritel modern guna menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen.
“Beras SPHP kami distribusikan setiap hari ke seluruh daerah. Harga di pasaran masih terkendali pada kisaran Rp 10.900 hingga Rp 11.500 per kilogram, tergantung wilayah,” jelas Bayu.

Baca juga: Tangki Septik Komunal Biogas Jakarta Timur, Kolaborasi Sehat dan Hemat Energi
Ia menambahkan, pemerintah melalui Bulog juga telah menyiapkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk intervensi pasar bila terjadi kenaikan harga yang signifikan menjelang liburan akhir tahun.
“Kami sudah menugaskan seluruh kantor wilayah Bulog agar siap melakukan operasi pasar kapan saja jika diperlukan,” ujarnya menegaskan.
Kolaborasi dengan Daerah dan Pihak Swasta
Dalam menjaga stabilitas pasokan, Bulog menggandeng pemerintah daerah serta sektor swasta untuk memperluas program Gerakan Pangan Murah (GPM). Program ini telah terbukti efektif menekan fluktuasi harga di pasar menjelang hari-hari besar keagamaan nasional.
“Kami ingin memastikan masyarakat bisa membeli beras dengan harga terjangkau, terutama kelompok berpendapatan rendah,” ujar Bayu.
Bulog juga memperkuat sinergi dengan BUMDes dan koperasi di tingkat desa untuk memperpendek rantai distribusi dan mempercepat penyaluran beras SPHP ke masyarakat.
Antisipasi Cuaca dan Inflasi
Kepala Divisi Pengadaan Pangan Bulog, Eka Rachmawati, menambahkan bahwa pihaknya tetap waspada terhadap potensi gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem serta dinamika inflasi pangan di akhir tahun.
“Bulog sudah menyiapkan strategi antisipatif, termasuk tambahan stok penyangga hingga 200 ribu ton di beberapa wilayah strategis. Kami juga terus berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga,” terang Eka.
Ia menegaskan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini cukup untuk kebutuhan nasional hingga memasuki masa panen raya awal 2026.
“Tidak ada alasan untuk khawatir. Stok cukup, distribusi lancar, dan harga terkendali. Kami akan terus menjaga agar masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang,” pungkasnya.





