Jangkauan Jakarta Utara – Pembangunan Stasiun Rangkasbitung Ultimate milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) kini menunjukkan progres signifikan. Hingga pertengahan Oktober 2025, proyek tersebut telah mencapai 92 persen dan ditargetkan rampung serta siap beroperasi pada akhir tahun ini.
Pembangunan stasiun modern tersebut merupakan bagian dari upaya KAI untuk meningkatkan layanan transportasi publik sekaligus memperkuat konektivitas wilayah di lintas barat Pulau Jawa.
Desain Modern dan Fasilitas Lengkap
Stasiun Rangkasbitung Ultimate dirancang dengan konsep modern-minimalis namun tetap mempertahankan nilai historis dari bangunan lama yang telah berdiri sejak era kolonial Belanda. Proyek ini mengusung sistem pelayanan terpadu bagi penumpang KRL Commuter Line, KA Lokal, dan KA Jarak Jauh.
Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa, menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan dan aksesibilitas bagi seluruh kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
“Progres konstruksi sudah 92 persen. Kami optimistis pada akhir tahun 2025 seluruh fasilitas baru dapat digunakan masyarakat. Stasiun ini akan menjadi ikon baru transportasi di Lebak,” ujarnya, Kamis (16/10).
Beberapa fasilitas baru yang tengah disiapkan antara lain ruang tunggu ber-AC, eskalator dan lift, loket modern, area parkir luas, serta area transit yang terintegrasi dengan angkutan umum dan ojek daring.
Mendukung Mobilitas dan Ekonomi Daerah
Stasiun Rangkasbitung merupakan simpul transportasi strategis di jalur barat Jawa yang menghubungkan Banten dengan Jakarta dan Serang, serta menjadi titik awal perjalanan bagi ribuan penumpang setiap hari.
Dengan rampungnya proyek Ultimate ini, KAI berharap akan terjadi peningkatan kapasitas penumpang dan efisiensi waktu perjalanan.
“Kami ingin masyarakat Lebak dan sekitarnya mendapatkan pelayanan transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan aman. Ini juga bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarwilayah,” tambah Eva.
Selain itu, kehadiran stasiun baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama bagi pelaku UMKM di sekitar kawasan.
“Ketika stasiun menjadi lebih representatif, perputaran ekonomi otomatis meningkat karena arus penumpang yang lebih besar. Pedagang kecil, transportasi lokal, hingga sektor pariwisata ikut terdorong,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Baca juga: Selly Gantina Sebut Pesantren Warisan Peradaban, Pilar Transformasi Bangsa
Integrasi Transportasi dan Ramah Lingkungan
Stasiun Rangkasbitung Ultimate dikembangkan dengan prinsip smart station yang ramah lingkungan. Sistem pencahayaan hemat energi, area hijau terbuka, dan manajemen limbah menjadi bagian integral dari konsep pembangunan.
KAI juga merencanakan integrasi langsung dengan transportasi publik lain seperti angkot, bus, dan ojek daring agar penumpang dapat berpindah moda dengan mudah tanpa keluar area stasiun.
“Konsepnya bukan hanya membangun stasiun yang megah, tapi juga ekosistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan,” ujar Eva.
Siap Jadi Ikon Baru Kota Rangkasbitung
Pemerintah Kabupaten Lebak menyambut baik progres proyek ini dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam modernisasi transportasi publik di wilayah selatan Banten.
Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menyatakan dukungan penuh terhadap penyelesaian pembangunan Stasiun Rangkasbitung Ultimate yang akan menjadi salah satu wajah baru Kabupaten Lebak di sektor infrastruktur.
“Kami sangat bangga. Ini akan membawa dampak besar bagi mobilitas warga dan juga pariwisata Lebak. Apalagi banyak destinasi wisata alam di sekitar Rangkasbitung yang bisa lebih mudah dijangkau,” katanya.
Target Operasi Akhir 2025
Jika seluruh tahapan berjalan sesuai jadwal, uji coba operasional (trial run) akan dilakukan pada Desember 2025. Setelah itu, stasiun baru ini akan resmi melayani masyarakat pada akhir tahun atau awal 2026.
