Jangkauan Jakarta Utara – Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengeluarkan ultimatum tegas kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk segera membongkar tiang-tiang proyek monorel yang mangkrak di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan. Tiang-tiang beton peninggalan proyek yang gagal dilanjutkan itu dinilai sudah mengganggu estetika kota, membahayakan pengguna jalan, dan memperlambat upaya penataan kawasan pusat bisnis Jakarta.
Monorel Mangkrak Sejak Satu Dekade
Proyek monorel Jakarta sejatinya dimulai pada tahun 2004, dengan tujuan membangun sistem transportasi massal modern di ibu kota. Namun, proyek tersebut berhenti total pada tahun 2015, setelah mengalami berbagai kendala, termasuk persoalan perizinan, pembiayaan, serta perencanaan trase yang tumpang tindih dengan proyek transportasi lain seperti MRT dan LRT.
Kini, hampir 10 tahun sejak dihentikan, puluhan tiang beton setinggi sekitar 15 meter masih berdiri di sepanjang jalur Rasuna Said, tepat di tengah median jalan. Kondisi tiang yang kotor, berlumut, dan tak terawat memunculkan keluhan dari warga serta pengendara yang melintas setiap hari.
“Ini sudah terlalu lama. Tiang-tiang itu tidak ada manfaatnya, malah jadi pemandangan yang buruk di jantung kota,” ujar Heru Budi Hartono, Rabu (16/10).
Ultimatum dari Gubernur DKI
Heru menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memberi waktu kepada Adhi Karya untuk segera mengambil langkah konkret dalam pembongkaran tiang monorel tersebut.
“Kami beri waktu sampai akhir tahun ini. Jika tidak juga dibongkar, Pemprov DKI akan mengambil alih penanganannya dan menagih biaya pembongkaran kepada pihak Adhi Karya,” tegas Heru.
Ia menyebutkan, pembongkaran tiang monorel merupakan bagian dari penataan koridor Rasuna Said yang masuk dalam program revitalisasi kawasan perkantoran dan bisnis terpadu di Jakarta Selatan.
“Rasuna Said adalah salah satu koridor penting dan strategis. Harus bersih, tertata, dan modern. Tidak pantas kalau masih ada tiang beton terbengkalai di tengah jalan,” tambahnya.

Baca juga: KPK: Abdul Wahid Gunakan Uang Korupsi untuk Perjalanan ke Luar Negeri
Respons PT Adhi Karya
Menanggapi ultimatum tersebut, pihak PT Adhi Karya melalui Corporate Secretary-nya, Fajar Setiawan, mengatakan perusahaan siap berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk mencari solusi terbaik terkait pembongkaran tiang monorel.
“Kami memahami keinginan Pemprov DKI. Saat ini tim kami sedang melakukan kajian teknis dan administratif terkait pembongkaran, karena sebagian tiang berada di area padat lalu lintas,” ujar Fajar.
Ia menambahkan, Adhi Karya juga masih berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kementerian BUMN dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, untuk memastikan proses pembongkaran aman dan tidak mengganggu mobilitas warga.
Warga Sambut Positif Langkah Pemprov
Masyarakat sekitar Rasuna Said menyambut baik langkah tegas Gubernur Heru. Banyak yang berharap kawasan tersebut bisa kembali tertata rapi tanpa keberadaan tiang-tiang raksasa yang selama ini menghalangi pandangan dan mengganggu lalu lintas.
“Kalau bisa cepat dibongkar. Sudah bertahun-tahun tiang itu dibiarkan, bikin kumuh dan bahaya kalau sampai roboh,” ujar Dwi (42), pegawai swasta yang bekerja di kawasan Kuningan.
Sementara Rizal (29), pengendara ojek online, menilai pembongkaran tiang monorel juga akan memperlancar arus lalu lintas. “Kadang di bawah tiang itu macet karena median jadi sempit. Kalau dibongkar pasti lebih lapang,” katanya.
Dinas Bina Marga Siapkan Langkah Teknis
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan pihaknya siap membantu proses pembongkaran bila Adhi Karya sudah menyerahkan rencana teknisnya.
“Tiang-tiang itu cukup tinggi dan berat, jadi pembongkaran tidak bisa sembarangan. Harus ada pengamanan jalan dan pembatasan lalu lintas sementara,” jelas Hari.
Ia menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak akan mengeluarkan izin pembangunan baru di lokasi tersebut sebelum seluruh tiang monorel selesai dibongkar. “Prioritas kami sekarang adalah penataan ulang kawasan,” tambahnya.
Simbol Kegagalan dan Pelajaran Penting
Proyek monorel Jakarta kerap disebut sebagai “monumen kegagalan transportasi publik” di masa lalu. Menurut pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, pembongkaran tiang monorel bisa menjadi simbol keseriusan Pemprov DKI dalam membenahi wajah kota dan memperbaiki tata ruang perkotaan.
“Tiang monorel itu mengingatkan kita pada proyek ambisius yang gagal karena lemahnya perencanaan. Pembongkarannya penting sebagai pesan bahwa setiap proyek publik harus punya keberlanjutan dan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Penataan Rasuna Said Segera Dimulai
Pemprov DKI berencana menata ulang koridor Rasuna Said dengan memperluas trotoar, menanam pohon pelindung, serta menata jalur kendaraan umum dan sepeda. Langkah ini merupakan bagian dari program Jakarta menuju kota global yang tertata dan ramah lingkungan.
“Setelah tiang-tiang itu dibongkar, kami akan langsung mulai revitalisasi jalur Rasuna Said agar jadi lebih nyaman bagi pejalan kaki dan pengendara,” tutup Heru Budi Hartono.
Dengan ultimatum tegas dari Gubernur DKI, masyarakat kini menunggu langkah nyata dari Adhi Karya untuk segera mengakhiri kisah panjang tiang monorel mangkrak yang selama ini menjadi noda di tengah wajah modern Jakarta.





